Matatelinga - Medan, Penyelidikan secara estapet yang dilakukan oleh reskrim Polresta Medan mulai terkuak. Pelaku penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di CV Maju Jaya, memberikan pengakuannya. Tersangka nekat membunuh karena disuruh majikannya.
Pengakuan itu disampaikan Ferry, sopir keluarga Syamsul Anwar, salah seorang yang melakukan penganiayaan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa Cici. Dia mengaku, dia membenamkan korban ke air hingga akhirnya tewas hanya karena air pel tertumpah.
"Cici itu awalnya mengepel disuruh ibu Radika (istri Syamsul Anwar), tapi air pelnya tumpah. Kami (bersama Bahri, seorang pekerja lain) dipanggil disuruh bawa ke kamar mandi. Kami angkat dan kami benamkan ke dalam air di bath tube," katanya Rabu (3/12/2014) di Mapolresta Medan pada wartawan.
Lanjut Ferry, Cici dibenamkannya di dalam air di bath tube atas suruhan Radika. Namun, Cici yang disebut berasal dari Jawa Barat itu tidak dipukuli. Akibat dibenamkan ke air, Cici tewas. Ferry kemudian diperintahkan membuang jasadnya ke kawasan Karo.
"Yang memerintahkan Syamsul, biar nggak tahu orang," akunya.
Sedangkan PRT lain tidak ada ke kamar mandi ketika itu. Setahunya, korban tewas hanya Cici. Dia tidak yakin Yanti, yang disebutkan sebagai korban lain yang juga tewas.
"Kalau Yanti itu, saya tanya Ibu, disuruh dipulangkan," jelasnya.
Menurut Ferry, PRT lain memang mendapat penganiayaan di rumah Syamsul. Namun mereka hanya dipukul.
"Yang memukul pemilik rumah, Syamsul dan istrinya. Kalau anaknya sesekali," sebutnya.
Ferry mengakui mereka juga ikut memukul PRT. Pemukulan itu hanya dilakukannya jika diperintahkan sang majikan. Ditanya tentang aktivitas majikannya, Ferry menyatakan bisnis keluarga Syamsul adalah menjual batu permata. Selain itu mereka juga menyalurkan pembantu di Medan puluhan tahun Seingat saya, " jelasnya.
(Mt/Uut)