MATATELINGA, Padangsidempuan: Aksi bakar diri yang dilakukan Maria Juni Magdalena Ritonga (22) dihadapan pacarnya, Herman Syahputra (25) di Jalan Baru By PassAbdul Haris Nasution, Desa Pudun Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kamis (2/11/2017) lalu berakhir damai. Keluarga dari kedua belah pihak juga meminta kasus ini tidak dibesar-besarkan.
Kepada wartawan, Kamis (18/1/2018) sore, ayah Herman, Ruskaya Hamzah (56) mengatakan, dirinya sangat kecewa atas tindakan pihak yang tidak bertanggung jawab yang membesar-besarkan kejadian tersebut. Sebab, 5 hari setelah peristiwa tersebut, tepatnya 7 November 2017, pihaknya dan pihak keluarga Maria telah membuat surat kesepakatan bersama alias berdamai.
"Dalam surat itu, ada 5 poin kesepakatan. Dimana, di poin pertama kedua belah pihak telah saling memaafkan. Dan di poin kedua, pihak kami bersedia membayar ganti rugi perobatan yang diperlukan selama opname. Sementara itu, pada poin ketiga kedua belah pihak tidak ada saling tuntut baik secara pidana maupun perdata dalam perkara tersebut. Selanjutnya, pada poin ke 5, kedua belah pihak berjanji tidak akan melanggar poin-poin tersebut. Apabila dari salah satu pihak melanggar, bersedia dituntut dengan hukum yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia," ungkapnya saat ditemui dikediamannya yang berada di Jalan SM Raja Kota Padangsidimpuan.
Surat kesepakatan itu pun kata Ruskaya dibuat di kediaman Maria yang beralamat di Jalan Haji Ismail Harahap, Kelurahan Losung Batu, Kota Padangsidimpuan.
Lebih lanjut, beber Ruskaya, surat bermatrai 6000 tersebut ditandatangani dirinya dan juga ayah Maria, Perdinan Ritonga dan disaksikan 7 orang saksi, serta diketahui oleh pihak Polres Kota Padangsidimpuan yakni Hotman Pakpahan dan Kepala Lingkungan III, Kelurahan Losung, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Ali Basa Siregar.
"Makanya saya heran, kenapa ada pihak berusaha membesar-besarkan persoalan ini. Padahal, keluarga saya sudah bertanggung jawab dalam perobatannya," akunya heran.
Kendati demikian, Ruskaya selalu mendoakan supaya Maria cepat sembuh dari luka yang dideritanya. Namun dirinya memohon kepada keluarga Maria untuk tidak menghubungi keluarganya dan anaknya Herman. Lantaran masalah sudah tersebut dianggap selesai.
"Saat ini, kami berharap kepada keluarga Maria untuk tidak menghubungi keluarga dan anak kami. Sebab, kami menganggap persoalan ini sudah selesai. Kepada Maria, kami selalu mendokannya cepat sembuh supaya bisa beraktivitas seperti semula," pungkasnya.
Sekedar mengingatkan, aksi bakar diri yang dilakukan tersebut terjadi pada Kamis (2/11/2017) lalu sekira pukul 15.30 WIB. Dimana, kala itu Maria dan kekasihnya, Herman (25) dilarikan ke IGD RSUD Kota Padangsidimpuan oleh dua pekerja bengkel roda empat yang berada di depan kafe.
Namun dua pria yang membawa dua pasangan muda-mudi itu mengaku tak begitu tahu betul perihal masalah keduanya. Hanya saja katanya, saat mereka dari luar kafe datang ke tempat peristiwa itu, api sudah padam.
"Karena kita ada mobil, ya kita bawa kemari. Kalau bagaimana memadamkanapinya saya tidak tahu. Kami datang kesitu sudah padam," kata pria yang berpakaian lusuh layaknya pekerja bengkel, yang enggan menyebut namanya itu.
Sebenarnya, kekasih korban, Herman juga mengalami luka bakar pada wajah dan tangannya. Namun ia menyadari setelah orangtuanya tiba di rumah sakit itu dan mendesaknya untuk mendapat perawatan.
Sebelum ia akhirnya dirawat, Pemuda yang berperawakan gempal ini menuturkan, jika kekasihnya awalnya mengancam-ancamnya akan membakardiri, namun itu dilakukan juga.
Dengan cepat ia pun berupaya memadamkan api dari tubuh kekasihnya tersebut. Herman yang terlihat panik dan kalut, tak menerangkan perihal pertengkaran dengan sang kekasih dan ia juga tidak menjelaskan bagaimana caranya memadamkan api.
"Pakai bensin, ku bakarlah, bakarlah, katanya. Jadi juga dibakarnya," terangnya sambil menunjukkan kedua tangannya yang penuh warna hitam dibaluri oli bekas. Rambut di beberapa bagian kepalanya juga terlihat menguning akibat terbakar.
Sementara itu dari dalam ruang IGD, Maria terlihat kesakitan akibat luka bakar di perut hingga wajah. Gadis ini hanya merintih kesakitan. Sebagian rambutnya dari ujung habis dilalap api.
Begitu juga dengan pakaian yang dikenakannya, beberapa bagian gosonghingga tidak ada lagi yang melapisi tubuhnya.Dari keterangan dokter IGD yang menangani korban, dr Hanif menerangkan, luka bakar yang dialami korban cukup parah dan harus dilakukan perawatan.
Begitu juga dengan korban Herman. Meskipun tidak separah kekasihnya, pemuda ini juga harus menjalani perawatan di Ruang Rawat Bedah RSUD. "Kalau alasan luka bakar, kita tidak bisa menerangkan, karena itu privasi pasien," ungkapnya. (mtc/ind)