Matatelinga - Jakarta, Setelah libur panjang, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(AS) diperkirakan akan kembali menguat. Hal ini tidak terlepas dari
ekspektasi Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan neraca
perdagangan Februari akan surplus dan inflasi Maret akan stabil.
Kepala
Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, Rupiah diperkirakan
akan bergerak dilevel Rp11.418-Rp11.388 per USD menurut kurs tengah BI.
"Laju Rupiah di atas level resisten Rp11.422 per USD," ucap Reza dalam risetnya, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Menurut
Reza, penguatan Rupiah juga didukung dengan kembali menguatnya nilai
tukar Euro pasca dirilisnya penilaian terhadap rendahnya consumer-price
inflation Jerman dan ekspektasi membaiknya data-data Zona Euro.
"Penguatan
Rupiah juga terimbas dari terapresiasinya dolar Australia, sehingga
laju Rupiah berhasil kembali ke zona hijau," paparnya.
Reza
menambahkan, mata uang Yuan juga turut memberikan sinyal positif setelah
pemerintah China berencana menambah stimulus untuk mengantisipasi
perlambatan yang mendera ekonominya.
(KNIA/Okz)