Internasional

290 orang Tewas dan 500 luka - luka Ledakan bom Srilanka

Administrator
Hand Over
MATATELINGA, Srilanka:  Menteri Kesehatan yang merangkap sebagai juru bicara kabinet, Rajitha Senaratne, mengatakan pihak berwenang Sri Lanka telah diberi informasi tentang ancaman dari National Thowheed Jamath dua minggu sebelum serangan.


Namun, lanjutnya, peringatan itu tidak diteruskan kepada Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe ataupun kabinet. Wickremesinghe mengakui pihak keamanan "mendapat informasi" tetapi tidak menindaklanjuti informasi tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan pihak berwenang meyakini para pelaku menerima bantuan dari jaringan di luar Sri Lanka.

"Kami tidak meyakini serangan-serangan itu dilakukan oleh satu kelompok orang yang terkungkung di negara ini," jelasnya seraya menambahkan, "Ada jaringan internasional, tanpa jaringan itu serangan-serangan tersebut tidak akan berhasil."


Dalam keterangannya, kantor presiden menyebutkan bahwa Presiden Maithripala Sirisena akan meminta bantuan negara-negara lain untuk melacak kaitan jaringan internasional dengan para pelaku.

"Laporan intelijen menunjukkan bahwa organisasi-organisasi teroris asing berada di belakang teroris lokal. Oleh karena itu, presiden akan meminta bantuan negara-negara asing."

Serangkaian pengeboman yang menyebabkan 290 orang meninggal dunia dan 500 lainnya luka-luka di Sri Lanka pada Minggu 21 April 2019 diduga dilakukan atas bantuan jaringan internasional. Hal ini sebagaimana dikatakan para pejabat setempat.

Pemerintah menuding kelompok garis keras setempat yang tidak terkenal, National Thowheed Jamath, meskipun sejauh ini tak satu pihak pun mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di sejumlah gereja dan hotel tersebut.

Penulis
: Mtc
Editor
: Amrizal
Sumber
: Okezone
Tag:290 tewas serangan Bom500 luka luka serang bomMatatelingaSrilankaTerkini

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.