Sementara itu, pernikahan kedua pasangan itu akan digelar pada 29 Oktober mendatang di Kuil Meiji Jingu, Tokyo.
Menurut Urusan Rumah Tangga Kekaisaran, Ayako pertama kali mengenal Moriya dari sang ibu, Putri Takamodo, sekitar Desember lalu.
Putri Takamodo lebih dulu mengenal orang tua Moriya saat bekerja di sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) lokal.
Perkenalan Ayako dan Moriya awalnya tidak disengaja. Semula, Takamodo bertujuan mengenalkan Moriya pada Ayako agar bisa lebih mengenal kegiatan pemberdayaan masyarakat karena melihat sang putri merupakan sarjana lulusan kesejahteraan sosial.
Ayako dan Moriya dikenal memiliki banyak kesamaan, terutama hobi. Keduanya gemar bermain ski, membaca buku, dan traveling.
Karena Moriya bukan berasal dari keluarga kerajaan, Ayako akan diminta meninggalkan keluarga kerajaan ketika keduanya resmi menikah. Meski begitu, Ayako akan diberikan tunjangan berupa uang yang diperkirakan mencapai US$1 juta.
Ayako bukan putri Jepang pertama yang menanggalkan statusnya sebagai keluarga kekaisaran. Pada Mei lalu, sepupu Ayako, Putri Mako, mengumumkan akan menikahi pengacara, Kei Komoro.
Namun, pada Februari lalu, keduanya memutuskan menunda pernikahan hingga 2020 mendatang karena alasan kesiapan.
Ayako bukan keturunan langsung dari Kaisar Akihito yang berencana turun dari takhta pada 2019. Karena itu, berita rencana pernikahannya tidak terlalu disorot publik Jepang seperti Putri Mako.
Meski begitu, pernikahan Ayako tetap memicu pertanyaan mengenai masa depan monarki tertua di dunia ini.
Jika Putri Ayako dan Putri Mako benar-benar melangsungkan pernikahan mereka, jumlah anggota keluarga kerajaan akan berkurang menjadi 17 orang saja. Pernikahan keduanya pun dipastikan menambah tugas bagi keluarga kerajaan yang tersisa.
Sebuah resolusi mengenai aturan pengunduran diri Kaisar pada Juni lalu menyerukan pemerintah agar mulai merundingan masalah suksesi kerajaan, termasuk usulan mengangkat kembali putri-putri kerajaan yang telah menikahi warga biasa.
Usulan tersebut juga mendorong reformasi aturan kerajaan yang memungkinkan anggota baru berperan dalam tugas kerajaan.