Lifestyle

Pasangan Berhenti Berhubungan Seksual, Dampaknya Kesehatan Mental

Administrator
Google
Bila Pasangan berhenti berhubungan seksual
MATATELINGA, Jakarta:  Tahukah Anda, bahwa yang namanya seks itu disebutkan penting untuk menjaga hubungan yang sehat. Berbicara mengenai hubungan seksual tidak disangkal memang masih jadi hal tabu atau asumsi aneh untuk sebagian orang.



Membahas soal hubungan seks, kepadatan kesibukan sehari-hari, baik itu bekerja, mengurus rumah, mengurus anak, dan masih banyak lagi kesibukan lainnya dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan intim, yang mana jika dituruti terus menerus lambat laun dapat membuat kita tidak merasa begitu membutuhkan seks.

Padahal berhenti melakukan hubungan seksual ini sendiri nyatanya memberikan dampak bagi kesehatan batin kita sendiri loh! Penasaran apa dampak bagi kesehatan di saat berhenti atau mengambil rehat terlalu lama dalam berhubungan seksual? Yuk baca dulu paparan singkatnya di bawah ini.

1. Merasa goyah

Dalam sebagian besar kehidupan pasangan, dampak langsung dari pengurangan seks ini efeknya berlanjut ke hubungan itu sendiri. Contohnya, mempengaruhi rasa saling percaya, perasaan kebahagiaan, kepuasan dan perasaan dicintai oleh seseorang dalam hubungan menjadi semakin berkurang. Para ahli percaya bahwa pasangan yang semakin berkurang intensitasnya ini pertama memang akan merasa bersalah, kemudian secara bertahap perasaan di dalam dirinya berubah menjadi normal.

2. Memperburuk hubungan

Di awal-awal mungkin pasangan merasa simpatik tapi lama-lama kemudian merasa bahwasanya pasangannya sendiri adalah orang yang menjengkelkan. Jika hal-hal ini dibiarkan terus menerus maka secara bertahap hal-hal seperti perkelahian kecil antara pasangan akan menjadi hal yang biasa. Pertengkaran ini akhirnya bisa membawa jarak antara kedua pasangan dan akhirnya keamanan hubungan juga semakin terdorong jauh.

3. Ikatan mulai berkurang

Para ahli percaya bahwa pasangan yang berhenti atau mengambil istirahat lama tidak berhubungan seks maka hal ini dapat mengurangi tingkat hormon ikatan seperti oksitosin. Bukan hanya ini, tetapi juga mulai munculnya rasa takut bahwa pasangan akan tertarik pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Pada akhirnya ini menciptakan rasa curiga dalam hubungan. Seks adalah ekspresi keintiman bersama, jika tidak bisa meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu berhubungan intim bersama pasangan, maka ciuman, hadiah, dan sebagainya, bisa membuat pasangan kita merasa penting.

4. Iritabilitas meningkat

Dengan kata lainnya, mudah sekali merasa marah, rewel, dan tersinggung. Tahukah bahwa seks yang baik sangat membantu menjaga kondisi mental kita untuk tetap normal? Menurut sebuah penelitian di Skotlandia, orang-orang yang berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu, merasa lebih dari senang. Kadang-kadang, otak melepaskan zat kimia yang terasa enak saat berhubungan seks. Zat kimia ini disebut endorfin dan oksitosin membuat kita merasa lebih baik. Kebahagiaan batin ini juga lah yang mencerminkan wajah kita. Pada saat yang sama, orang-orang yang kehidupan seksnya tidak baik menjadi sangat mudah tersinggung, marah besar dan rewel. Demikian seperti diwarta Thehealthsite.

Penulis
: Mtc
Editor
: Amrizal
Sumber
: Okezone
Tag:MatatelingaTerkinihubungan intimhubungan suami istrikesehatanlakukan sekspasangan hubungan seksseks

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.