Nasional

Biadab, Gara-gara Pulang Tak Bawa Duit Balita Disiksa Ayah Kandung

Administrator
google
Ilustrasi


Matatelinga.com, Epon Hani (34), warga Sukasari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat nekat melaporkan suaminya Dedi (33). Epon mengaku sudah tidak tahan lagi dengan perilaku suaminya. Pasalnya Asep Dani, buah  perkawinan mereka yang masih berusia tiga bulan kerap disiksa dan dianiaya oleh ayah kandungnya sendiri.



“Sudah hampir dua bulan lebih disiksa terus. Suami menganggap kalau anak kami ini pembawa sial,” ujar Epon sembari membawa bayinya saat hendak melapor ke Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota, Selasa, 10 November sore.



Epon menambahkan, suaminya yang bekerja sebagai penjual balon dan mainan anak-anak kerap menyiksa anak kandungnya lantaran jualan sepi dan tak dapat uang. Akibat perbuatan Dedi yang tega menyiksa anak kandungnya, bayi yang baru berusia tiga bulan itu mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Bahkan kata Epon, anaknya itu sempat mengalami pendarahaan di bagian kepala.



“Setiap pulang kerja gak dapat uang, pasti anak saya ini jadi sasaran,” kata Epon sembari terisak.



Selain itu, kata Epon, tak jarang ia juga dianiaya suaminya karena berusaha untuk mencegah agar bayinya tak dianiaya. Tak tahan dengan sikap suaminya itu, ditambah dengan rasa bersalah karena tak bisa melindungi bayi yang dilahirkannya, Epon pun melaporkan suamunya ke Polsek Ciawi.



“Setidaknya dengan melapor, saya dan bayi saya ini aman dan tidak disiksa lagi,” ujar Epon.



Menerima laporan tersebut, pihak kepolisian bergerak cepat. Dedi diamankan di sekitar rumahnya tanpa perlawanan sedikitpun. Anehnya lagi, tanpa menunjukkan raut penyesalan, Dedi mengakui suruh perbuatannya di depan pihak kepolisian dan sejumlah wartawan.



“Betul saya mukul anak saya karena gak punya uang,” kata Dedi santai.



Bahkan Dedi juga mengakui jika beberapa tahun yang lalu ia sempat mendekam empat tahun di penjara. Kasusnya pun sama, dia menganiaya anak kandungnya sendiri sampai meninggal dunia.



Waktu itu, kata Dedi, ia memberikan anakanya obat batuk tablet untuk dewasa sebanyak 12 kapsul. Abak kandungnya itu pun over dosis dan meninggal dunia.



“Itu dari istri yang dulu. Dari istri yang berbeda,” katanya. Dilansir laman okezone.com



Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Riki Arinanda, membenarkan adanya kasus tersebut. Pihaknya pun membenarkan bahwa pelaku adalah seorang residivis. Sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyidikan.



“Kalau sementara kasus ini masih pengembangan. Untuk sementara pelaku diancam oleh Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),” kata Riki singkat.







(Fit)


Tag:Matatelinga

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.