Nasional

Kasus Audrey, Terungkap Fakta Baru Dari Kekasaksian Sepupu dalam Penganiayaan

rizky
GOOGLE
JusticeforAudrey
MATATELINGA, Pontianak: Kejadian pengeroyokan 12 Siswi SMA kepada satu orang anak SMP di Kota Pontianak yang sempat viral menjadi perhatian banyak pihak.



Perkembangan terakhir, berbalik arah. Pihak korban, AU yang dipersalahkan akibat dituduh memberikan keterangan palsu karena tidak terbukti ketika alat vitalnya dirusak oleh para tersangka membuat netizen menghujat siswi kelas VIII SMP di Kota Pontianak itu.

Meski sebelumnya tagar JusticeforAudrey disebarkan hingga petisi dibuat sampai 2 juta penandatangan, warganet konsen terhadap pemberitaan yang dianggap hoax akibat hasil visum yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit yang menyatakan negatif.

Bahkan Menkopulhukam, Luhut Panjaitan saat mengunjungi Kota Pontianak sempat menyarankan masyarakat berhenti memviralkan pemberitaan bohong karena menurutnya apa yang diviralkan tidak seperti kenyataan.

Waktu menunjukkan pukul 18.15 Wib, sepupu yang di nanti akhirnya tiba di rumah sakit. Pernyataan Popo, saksi dari korban penganiayaan diakui pihak keluarga dan pengacara menjadi penting agar masyarakat mengetahui kejadian yang sebenarnya.

"Bahwa memang tidak ada yang ditusuk-tusuk di alat vital karena kami juga tidak tau isu itu datangnya dari mana tapi kejadian yang dialami AU harus diceritakan oleh Popo agar mereka paham bagaimana trauma serta rasa sakit fisik dan batin yang dialami anak saya," ungkap Leni, Bunda AU kepada wartawan.



Saat bercerita, Popo terlihat gugup, suaranya pelan dan terdengar sedikit bergetat saat mulai bercerita, meski diawal wartawan bersama Tim MNC telah sepakat bersama keluarga dan kuasa hukum untuk tidak mempertanyakan hal yang berat tetapi terlihat Popo lancar menceritakan kejadian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya hal mengerikan itu akan terjadi.

"Awalnya mereka ngajak bertemu malam tapi saya bilang ndak bisa, D minta ketemuan dan akhirnya jemput AU sama saya, dan bilang kalau D sm kawannya. Awalnya mereka bilang mau bertemu di sekolah AU, taunya dibawa kebelakang Pavilion," ungkap Popo memulai bercerita.

Baru sampai di situ, gadis SMA ini lantas tak sanggup meneruskan ceritanya karena menangis sedih harus kembali mengingat kejadian tersebut.

Usai ditenangkan, diberi minum, Popo kembali memulai ceritanya setiba ia, D dan AU tiba di belakang Paviliun Jalan Sulawesi, ia telah melihat segerombolan teman D telah tiba duluan dengan empat sepeda motor menunggu kedatangan mereka.

Kembali dengan berlinang airmata, Popo terus menjelaskan jika ia terpaksa harus melihat AU disiram air oleh E pelaku pertama disambung dengan tarikan rambut AU dan AU membalas.

Lanjut perkelahian, sembari tersedu, Popo menjelaskan jika E terus menendang AU sehingga jatuh dan E membenturkan kepala AU di aspal.



Belum selesai E melampiaskan kekesalannya kepada AU, terlihat seorang pria menghampiri mereka dan akhirnya Popo membawa pergi AU bermaksud untuk pulang kerumah.

Setiba diseperempat jalan, Popo dan AU dihadang oleh empat motor tadi dan mengarahkan mereka ke Taman Akcaya dan melanjutkan perbincangan yang sebenarnya tak ingin ia dan AU datangi.

Sempat terhenti menyelesaikan tangisannya, didukung oleh tante, mama, nenek dan seluruh keluarga, Popo kembali meneruskan ceritanya.

Turun dari motor, pelaku kedua T langsung bertanya ke AU dan langsung ditinju bagian wajahnya dan AU jatuh, lantas tangan T menahan perut AU dan menekan-nekan disertai rintihan AU yang menyatakan, "Aku menyerah-aku menyerah," kata AU, disambut tangisan keras dari Popo.

Usai ditekan perut dan bagian kemaluan oleh T, T bertanya kepada L, pelaku ketiga apa ada masalah dengan AU, dan langsung L menghajar wajah AU dengan sandal tinggi kerasnya dan AU tetap diam namun sembari duduk karena sudah tak memiliki tenaga.

"Saya diam cuma liat karena mereka ancam, ini bukan ngeroyok ya, nanti kalau kalian bilang ngeroyok kalian kena lagi seperti ini. Sambil L sempat melempar sendalnya ke wajah AU, baru mereka pulang dan saya bawa AU pulang dalam keadaan lemas, kening benjol dan baju yang awut-awutan karena terkena aspal dan tanah," paparnya.



Usai bercerita, Popo langsung masuk menemui sepupunya AU. Dari kejadian viral hingga menjadi korban, AU, di rawat dirumah sakit, wartawan baru dapat kesempatan bertemu dengan ayah, bunda, nenek dan pengacara di Rumah Sakit Promedika Pontianak pada Jumat 12 April 2019 malam.

Setelah beberapa hari liputan disana, baru ini bisa masuk melihat langsung siswi kelas VIII yang sangat viral dan menghebohkan tidak saja dunia maya tetapi juga rekan jurnalis se-Pontianak itu. Mendadak semua rekan jurnalis mendatangi RS dengan tujuan memberitakan dan pasti penasaran dengan AU hingga bisa menjadi sosok viral.

Informasi apapun menjadi penting hingga para artis datang serta keterangan dari pihak Kepolisian selalu ditunggu oleh awak media. Kecuali keluarga karena setelah viral, pihak keluarga seperti berhati-hati memberikan keterangan kepada media.

Selain karena meski dipintu kamar tertulis "Maaf Tidak Menerima Pengunjung" namun pantauan Okezone, keluarga dekat, Teman termasuk para artis bisa sliweran masuk dengan mudahnya mengunjungi siswi SMP tersebut.

Saat berkesempatan bertemu meski tidak diperkenalkan secara langsung, wartawan dipersilahkan sang Bunda, panggilan ibu kandung AU, Leni dan ayah serta seluruh keluarga yang menjaga AU diruangan yang penuh dengan karangan bunga juga boneka.



Ruangan rumah sakit layaknya ruangan biasa, tidak ditemui untuk kamar yang didiami oleh AU. Kamar yang biasa oleh awak media hanya dipantau dari luar itu terlihat layaknya kamar anak perempuan yang penuh pernak pernik boneka bunga yang pasti dibawa oleh para artis serta youtubers yang telah datang menjenguk dibeberapa hari belakangan.

Saat wartawan masuk bersama Tim MNC Media, wajah AU terlihat masih pucat, meski pada saat kami datang ia terlihat sedang disuap oleh sepupunya yang lama tak ia temui karena kasus yang menimpanya, keduanya terlihat melampiaskan rasa rindu dengan sesekali tertawa.

Popo, siswi SMA itu Langsung menyuapi sepupunya dengan sepenuh hati karena sebelumnya, pengakuan dari Sang Bunda, AU susah makan dan hari ini sempat muntah dan sedikit lemas karena harus menjalani hypnotherapy yang diberikan dokter agar AU mendapatkan rasa nyaman dan tenang.

Tak lagi terlihat tangis di wajah Popo seperti saat ia bercerita kepada kami tadi. Sesekali gadis cilik cantik korban aniaya, AU itu bicara dengan sepupunya Popo dan mengaku jika pulang nanti ingin tidur dirumah sepupunya yang menjadi saksi saat ia dianiaya oleh tiga siswi SMA bersama 9 siswi lainnya pada 29 Maret 2019 lalu.

"Nanti kalau pulang tidur dirumah Popo," kata AU yang langsung disambut tawa Popo dan seluruh yang ada dikamar lantai 3 itu.

Sang Bunda lantas bercerita kepada wartawan jika seharian AU murung namun kembali ceria setelah mengetahui jika sang sepupu bisa datang menjenguknya. "Alhamdulillah bisa disuap dan mau makan," tuturnya.



Saat mendampingi Popo bercerita, Bunda AU ini mengakui jika masyarakat harus memahami bagaimana penderitaan yang ia dan keluarga rasakan setelah mendengar anaknya dihajar oleh tiga orang siswi SMA itu.

"Shock, kaget, apalagi diawal dia tidak cerita, kami tau ia bonyok wajah, kaki kepala itu beberapa hari. Baru kita bawa periksa karena khawatir sekali. Terutama trauma psikis. Kalau ketemu orang yang tidak ia kenal maka ia akan menangis tapi kalau dijelaskan ia ngerti. Dan ndak bisa lama karena ia harus banyak tidur. Kami shock mbak, anak saya diperlakukan seperti itu saya tidak terima," jelas Wanita berniqab itu.

Saat para artis dan Youtubers datang, ia akui menjadi penyemangat AU untuk sekejap melupakan kejadian buruk yang ia terima pada 29 Maret lalu itu.

Usai wawancara, karena tak ingin mengganggu lebih lama lagi, Okezone lantas pamit dan menyatakan kepada AU untuk selalu semangat juga kembali ceria seperti sedia kala dan AU-pun menjawab dengan senyuman. Cepet sembuh AU.

(Mtc/Okz)

Penulis
: Mtc
Editor
: FJR
Sumber
: Okezone
Tag:AudreyblibliJusticeforAudreyMatatelingapenganiayaanTerkini

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.