Sementara itu untuk calon jemaah haji yang mengidap penyakit menular seperti bronkhitis, menurut Eka masih bisa berangkat setelah melalui serangkain pengobatan.
"Kalau itu kan masuknya tidak memenuhi syarat sementara, jadi selama ditemukan ada penyakit menular saat kita cek itu, kemudian kita obati insentif. Nanti tiga bulan kemudian dicek, sembuh, kami izinkan berangkat," kata dia.
Adapun untuk calon jemaah yang dinyatakan tidak bisa berangkat karena gangguan medis akut, maka pihak Kemenkes akan merekomendasikan keberangkatan itu diserahkan kepada walinya.
"Kami tetap memberikan rekomendasi berangkat untuk dialihkan ke walinya. Ini kan kami tidak ada niat melarang orang untuk beribadah," katanya.
Waspadai Cuaca Terik
Eka menyatakan Kementerian Kesehatan juga menyiapkan enam dokter khusus kejiwaan buat mendapimpingi calon jemaah, yang akan diberangkatkan mulai 17 Juli mendatang. Menurut Eka, dokter kejiwaan ini diperlukan untuk memantau kondisi kesehatan mental para jemaah saat menjalankan ibadah Haji di Arab Saudi selama kurang lebih satu bulan.
"Karena saat berada di sana, banyak jemaah yang mengalami gangguan kejiwaan," kata dia.
Tak hanya dokter khusus kejiwaan, Kemenkes juga memberangkatkan dokter ahli lainnya.
Dokter-dokter itu yakni Dokter spesialis jantung sebanyak lima orang, Dokter spesialis paru-paru sebanyak enam orang, dokter spesialis penerbangan sebanyak satu orang, dokter rehabilitasi medis sebanyak satu orang, dan dokter spesialis anastesi sebanyak dua orang.
"Dan juga kami berangkatkan dokter umum cukup banyak yah," katanya.
Eka juga membeberkan beberapa penyakit yang mesti diantisipasi oleh para jemaah haji. Sebab dari tahun ke tahun banyak jemaah yang terjangkit beberapa penyakit selama menjalani ibadah.
"Ya ada beberapa penyakit itu, kebanyakan saluran pernafasan yang menyerang, seperti flu dan batuk-batuk akut," kata dia.
Selain serangan saluran pernafasan, pihaknya juga mengantisipasi penyakit lainnya, seperti serangan jantung dan pneunomenia.
"Serangan jantung ini menyebabkan kematian, tentu sangat diantisipasi. Penyakit lainnya itu heat stroke. Jadi banyak jemaah yang kaget karena cuaca di sana panas sekali dan terkena stroke ini akibat peralihan cuaca ekstrim," katanya.
Eka menyatakan suhu di Arab Saudi bisa mencapai 53 derajat celcius. Cuaca terik itu bisa terjadi pada waktu pelaksanaan ibadah haji berlangsung.
Supaya jemaah haji tidak terkena heat stroke, Eka mengimbau para jemaah tak banyak melakukan aktivitas di luar, selain yang memang dijadwalkan dalam proses ibadah haji.
Lebih lanjut, pihaknya pun melakukan metode antisipasi lain untuk para jemaah. Misalnya dengan menyiapkan balok-balok es di tempat peristirahatan para jemaah haji ini.
Eka menyatakan tim kesehatan juga akan membagikan berbagai peralatan untuk para calon jemaah. Alat-alat itu antara lain masker, alat penyemprot air untuk muka bila terkena panas, topi, payung, kacamata hitam serta sandal yang bisa digunakan jemaah selama beraktivitas di luar.
Untuk tahun ini sebanyak 221.000 calon jemaah haji yang terdiri dari 204.000 orang berasal dari haji reguler dengan keberangkatan 507 kloter dan sisanya 17.000 orang merupakan jemaah PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) atau ONH-Plus akan diberangkatkan mulai 17 juli mendatang.