Opini

Jangan Lupa, Medan itu Rumah Kita

James Pardede
James P Pardede

Sebutan untuk Kota Medan belakangan ini pasca kedatangan Presiden RI Joko Widodo adalah Medan sejuta lubang. Dengan adanya plesetan ini, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution harus turun ke jalan untuk melihat langsung kondisi jalan di Kota Medan. Bukan karena sudah ditegur oleh Presiden RI, masyarakat Kota Medan juga sangat mengharapkan adanya jawaban atas kerinduan masyarakat tentang janji-janji mereka saat kampanye.

Jalan di Kota Medan saat ini sudah banyak yang diperbaiki, bahkan ada yang akhirnya dibeton. Tidak hanya itu, beberapa kawasan sudah mendapat program perbaikan drainase demi untuk menanggulangi permasalahan banjir ketika hujan melanda Kota Medan.

Setelah  adanya 'niat baik' Pemko Medan untuk benar-benar membenahi ruas jalan yang rusak dan berlubang, sekarang muncul lagi masalah baru. Yaitu masalah sampah dan papan reklame yang kian tumbuh subur. Kata orang, suburnya papan reklame telah mengalahkan pertumbuhan dan pertambahan pohon di Kota Medan.Mari kita berpikir logika, pertambahan pohon di Kota Medan hampir tidak ada. Yang ada justru pengurangan dan pemangkasan pohon agar tidak mengganggu kabel listrik atau kabel telekomunikasi. Sementara pertambahan papan reklame boleh dikatakan hampir tiap hari ada saja papan reklame yang tambah di Kota Medan. Pertambahan pohon akan mewariskan oksigen kepada anak cucu kita nanti, tapi pertambahan reklame akan membuat pemandangan di Kota Medan berubah menjadi seperti Hutan Reklame.

Pertambahan papan reklame katanya untuk menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kejelasan PAD ini perlu dipertanyakan dan proses pemasangan papan reklame apakah sudah benar mengikuti aturan yang ada. Di Kota Medan ada 13 zona larangan papan reklame. Tapi sampai hari ini larangan itu hanya sebagai himbauan saja. Pelaksanaannya di lapangan justru kebalikannya. Papan reklame justru tumbuh sangat subur di 13 titik zona larangan itu.

Persoalan lain yang ada di Kota Medan, sebagai Rumah Kita bersama adalah masih banyaknya tindakan kriminal seperti begal dan perampokan. Apa pasalnya? Menurut Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PDI Perjuangan Hasyim,masalah lampu jalan di kota Medan masih tetap tidak ada perhatian dari dinas terkait. Beberapa ruas jalan yang ditengarai sebagai kawasan rawan begal masih gelap kala malam hari.

Jangankan untuk memperbaiki, untuk mengangkat telepon saja susahnya minta ampun, demikian kata Hasyim. Ternyata apa yang disampaikan Hasyim juga dikeluhkan oleh anggota dewan lainnya. Maksud hati ingin menyampaikan laporan masyarakat, tapi apa daya telepon tak diangkat, SMS pun tak dibalas katanya.

Masalah-masalah yang kerap menjadi perbincangan di Kota Medan adalah masalah kebersihan dan sampah. Pemko 'katanya' akan menyiapkan pasukan siaga sampah dan menegakkan aturan yang sudah ada. Denda membuang sampah sembarangan harus dijadikan pelajaran bagi warga masyarakat yang tertangkap tangan membuang sampah sembarangan.

Semoga harapan seluruh masyarakat kota Medan bisa terelasilasi.

Penulis
: James
Editor
: James P Pardede

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.