Berita Sumut

Nawal Harap Para Dokter Bisa Tingkatkan Pelayanan ke Masyarakat

Administrator
Mtc/Ist
Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi bersama Wakil Ketua TP PKK Sri Ayu Mihari Musa Rajekshah menghadiri seminar Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) di Ballroom Hotel Danau Toba International, Jalan Imam Bonjol, Medan
MATATELINGA, Medan: Para dokter diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga derajat kesehatan masyarakat Sumut dapat terus ditingkatkan. Antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi, seperti smartphone.


Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nawal Edy Rahmayadi, usai menghadiri seminar Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), di Hotel Danau Toba International, Jalan Imam Bonjol, Medan, Rabu (11/12/2019), bersama Wakil Ketua TP PKK Sumut Sri Ayu Mihari Musa Rajekshah.






Pada seminar tersebut, PDKI fokus kepada Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer dengan pendekatan era industri 4.0. Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer dianggap memiliki peran penting dalam tahap pengobatan. Salah satu pendekatan yang dilakukan PDKI adalah pemanfaatan aplikasi smartphone untuk memantau kesehatan pasien.


Karena itu, Nawal berharap para dokter di Sumut bisa memanfaatkan pengetahuan yang diberikan pada seminar ini dan diimplementasikan kepada pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sumut.


"Saya berharap pada dokter di Puskesmas maupun di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) mengikuti kegiatan ini untuk penatalaksanaan yang lebih baik menggunakan teknologi aplikasi (smartphone), sehingga memudahkan memonitoring kesehatan pasien," kata Nawal.


 





Nawal juga merasa kegiatan ini menunjang program Indonesia Sehat dan PDKI melakukannya dengan pendekatan keluarga. “Seminar kali ini mengusung tema Kendali Diabetes dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga dan Sosialisasi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer. Ini menunjang program Indonesia Sehat, jadi kita perlu berikan dukungan besar,” tambah Nawal. 


Ketua PDKI Pusat Yulherina mengatakan, saat ini Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer masih kurang mendapat perhatian besar di dunia kedokteran. Padahal memberikan dampak yang tidak kalah pentingnya dengan spesialis kedokteran lainnya.


"Tidak sedikit pandangan saat ini yang menganggap spesialis kedokteran keluarga tidak begitu penting, tindakan operasi banyak dianggap sudah sukses bila pasien sehat secara fisik. Sayangnya tidak seperti itu, saya pernah tahu ada pasien yang melakukan mastektomi (operasi pengangkatan payudara) dan berhasil, tetapi akhirnya bunuh diri. Kenapa, yang menjadi masalah pasca mastektominya, bagaimana suaminya memperlakukan dia, kepercayaan dirinya hilang. Yang paling tepat untuk memberikan penjelasan secara kedokteran kepadanya adalah Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer,” kata Yulherina.






Menurut Ketua PDKI Cabang Sumut Retno Sari Dewi,  spesialis kedokteran keluarga penting untuk menjadi mata kuliah di universitas-universitas kedokteran untuk menghilangkan risiko-risiko pasca penanganan medis. “PDKI merasa ini penting untuk dipelajari pelaku-pelaku bidang kesehatan, terutama dokter, bahkan harusnya ini juga bisa menjadi mata kuliah di universitas-universitas. Tetapi, kita sekarang masih sangat awal dan kali ini kita akan mulai dengan penyakit tidak menular, diabetes," kata Retno. 


Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Sumut dan PDKI juga melakukan Pencanangan dan Penandatanganan Komitmen Bersama Ujicoba Kendali Diabetes di FKTP Berbasis Aplikasi. Juga penandatanganan kerja sama duta Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) antara PDKI dengan para dekan fakultas kedokteran di Sumut-Aceh dan Deputi Direksi BPJS Regional Sumut-Aceh Mariamah.

Penulis
: admin
Editor
: 0
Tag:Berita SumutblibliDokter BIasamatatelinga.commatatelinga comTerkiniTravelokasmartphone.

Situs ini menggunakan cookies. Untuk meningkatkan pengalaman Anda saat mengunjungi situs ini mohon Anda setujui penggunaan cookies pada situs ini.